28 Oktober 2009

BIOETHANOL, BAHAN BAKAR ALTERNATIF TERBAIK DI MASA DEPAN

Saat ini dunia sedang gelisah menyikapi menurunnya ketersediaan bahan bakar dan 'perebutan' sumber energi terus menjadi topik permasalahan dunia yang dibumbui dengan permainan sosiopolitik, keamanan, bahkan agama. Hal tersebut didasarkan pada pentingnya peranan bahan bakar dalam menjaga stabilitas negara dan stabilitas ekonomi dunia. Bayangkan, kehidupan tanpa bahan bakar. maka tidak akan ada kehidupan berjalan, tidak akan ada lampu menyala dan tidak akan ada asap mengepul di dapur. Kelangakaan tersebut dikarenakan ketersediaan energi fosil yang bhersifat sumberdaya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable reources), jumlahnya akan habis dalam waktu yang tidak terlalu lama sementara ketersediaannya terbatas (tidak ada pembentukan sumber energi fosil baru) ataupun kalau ada memerlukan ribuan atau jutaan tahun.
Karena itu, saat ini dunai berlomba untuk menemukan sumber bahan bakar energi alternatif untuk mengatasi persoalan krisis energi akibat semakin terbatasnya sumber bahan bakar dai fosil. Beberapa energi alternatif kemudian ditemukan untuk mengatasi masalah energi, salah satu pilihan yang paling rasional adalah energi alternatif yang memiliki sifat energi yang terbaukan (renewable resoureces). Tentu saja dengan ketersediaan sumber pokok dari alam terutama tumbuhan yang sifatnya bisa ditanam kembali.
Indonesia pun sudah mengantisipasi permasalahan supply energi bahan bakar dengan melakukan konversi dari minyak tanah ke gas. Secara pelan tapi pasti, subsidi minyak tanah pun dikurangi bahkan ditiadakan, dan proyek konversi gas digelontorkan. Namun, masih banyak permasalahan yang timbul diantaranya adalah pola kebiasaan masyarakat yang belum biasa memakai bahan bakar gas LPG, ketersediaan tabung LPG yang masih langka, tingkat keamanan dan kenyamanan penggunaan LPG yang riskan, serta resiko pencemaran lingkungan yang tinggi dan pelaksanaan program konversi yang masih banyak menemui kendala. Ditambah lagi, bahan bakar Gas LPG juga termasuk kedalam energi tidak terbarukan dan sifatnya akan cepat habis. Masih kita ingat juga, penambangan sumber gas di Sidoarjo oleh PT Lapindo Jaya yang 'salah bor" sehingga menyebabkan menyemburnya lumpur yang menyengsasrakan kehidupan banyak orang dan membuat korban sosial yang parah.
Berangkat dari permasalahan tersebut, para akademisi di UGM Yogyakarta melakukan riset teknologi terapan mengenai kemungkinan penggunaan energi alternatif yang bisa terbarukan. Salah satu bahan bakar yang dikembangkan dan paling dianggap layak untuk dikembangkan adalah sumber bahan bakar BIOETHANOL. Bioethanol dihasilkan dari proses kimia terhadap bahan bakar bersumber dari alam yaitu tumbuh-tumbuhan misalnya tebu, ubi jalar, dan beberapa jenis dedaunan lainnya. Dari hasil riset menunjukkan bahwa hasil pembakaran sangat baik dan layak juga secara ekonomis. Media pembakaran yang digunakan adalah kompor gas secderhana yang berfungsi merubah cairan Bioethanol menjadi gas.
Pada awal tahun 2009 ini, ujicoba dan pengembangan kompor gas bioethanol terus dilakukan ke seluruh wilayah di Indonesia, salah satunya di Pulau Lombok. Sosialisasi terhadap kompor gas bioethanol dilakukan melalui demonstrasi dalam pameran-pameran pembangunan dan masyarakat pun antusias ingin mencoba kompor gas tersebut. Hingga saat ini, sudah banyak masyarakat menggunakan kompor gas tersebut, dan hasil pembakaran cukup baik dan menjanjikan dan diharapkan akan mampu menjadi bahan bakar alternatif yang lebih unggul dibanding bahan bakar fosil.
Jika dikomparasi ada Beberapa keuntungan yang diperoleh jika menggunakan kompor gas bioethanol yaitu,
1. Ketersediaan sumber bahan bakar yang tidak terhingga karena dioleh dari tumbuhan penghasil energi (ex: jarak pagar, ubi kayu, daun-daunan, dll.)
2. Sifatnya yang lebih aman dan tidak eksploitatif, tidak akan meledak seperti halnya gas LPG.
3. Kemasannya sederhana dan mudah ditaruh dan digunakan karena tidak perlu menggunakan tabung besar yang berat dan merepotkan dalam isi ulangnya.
4. Polusi hampir tidak ada, karena hasil pembakaran tidak menimbulkan asap yang mengganggu pernafasan atau penglihatan sehingga lebih memelihara perabotan rumah tangga dari goseng.
5. Harganya bersaing dengan minyak tanah apalagi jika minyak tanah sudah tidak disubsidi dan juga bersaing dengan harga gas LPG.
6. Disamping keuntungan pemakaian, karena masih baru dikembangkan dan kemungkinan perkembangannya akan pesat, maka akan menjadi peluang bisnis bagi masyarakat yang ingin investasi dan berusaha dalam penjualan kompor gas bahan bakar bioethanol.
Kompor gas bioethanol telah hadir di Pulau Lombok melalui agen penjualan dan tenaga teknis. Jika berminat, dapat menghubungi Lalu Agus J, di nomor HP 081915989832 atau email, bagusplano@yahoo.com. atau lewat blog Baguslombok.blogspot.com. Permintaan ujicoba komporgas akan dilayani dan untuk yang berminat berbisnis harga bisa dinegosiasi.